Kamis, 27 April 2017

Filsafat jaina

RANGKUMAN FILSAFAT JAINA
Filsafat Jaina membahas tiga hal pokok yaitu tentang epistimologi (teori pengetahuan termasuk logika), metafisika dan etika serta agama.
A.                Epistimologi Jaina
Dalam hal ini membahas tentang pengetahuan dan jenis-jenisnya.
Inferensi dikatakan valid apabila mengikuti kaidah-kaidah yang tepat. Testimoni verbal dikatakan pengetahuan yang valid apabila memberikan laporan dari otoritas terpercaya yang diterima dari orang-orang suci yang telah terbebaskan, dan pengikut Jaina yang telah mendapatkan pengetahuan yang benar tentang ajaran-ajaran jaina. Pengetahuan diklarifikasi sebagai berikut :
1.      Pengetahuan langsung (Aparakosa).
2.      Pengetahuan antara/tidak langsung ( Parakosa).
3.      Pengetahuan salah (Samsaya/keragu-raguan).
4.      Pengetahuan Pramana adalah pengetahuan tentang sesuatu seperti apa adanya.
5.      Naya adalah pengetahuan tentang benda dalam hubungannya dengan benda lain, Naya sama dengan titik pandang atau pendapat dari mana seseorang membuat pernyataan tentang sesuatu.
Tiga jenis aparakosa yaitu : 1). Avadhi adalah kemampuan terhadap hal-hal yang tidak tampak oleh indriya, 2). Manahparyaya adalah telepati, 3). Kevala adalah kemahatahuan.
Dua jenis pengetahuan parakosa yaitu : 1). Sruta adalah pengetahuan yang diambil dari otoritas. 2). Mati adalah pengetahuan yang mencangkup pengetahuan perseptual dan inferensial. Perseptual dalam arti pengetahuan itu diperoleh melalui panca indriya. Cakupan pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran disebut pengetahuan konseptual. Inferensial dimaksudkan pengetahuan yang diperoleh dengan menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan faktual yang diambil sebagai bukti bagi kesimpulan.
Pernyataan-pernyataan itu mengandung dua aspek yaitu : 1). Aspek deduksi adalah suatu proses menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan (premis-premis) sehingga tercapai kesimpulan yang pasti dengan aturan-aturan logika. 2). Aspek induksi adalah menarik kesimpulan tidak berdasarkan pernyataan-pernyataan (premis-premis ) menurut keharusan logika.
B.                 Metafisika Jaina
Dalam hal ini membahas tentang Alam semesta
Alam semesta tidak diciptakan atau ditopang oleh sesuatu apapun yang super natural. Alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir, bergerak karena berkenan dengan hukum alam. Realita memiliki dua katagori yang berbeda yaitu : 1). Jiwa yang memiliki kehidupan dan kesadaran, bisa dalam keadaan terbebaskan, itu berarti jiwa memiliki pengetahuan yang sempurna kemurnian, kedamaian, dan kekuatan. Ketika dalam keadaan tidak terbebaskan / terbelenggu, ia memiliki jasmani dan dihubungkan dengan kekuatan karma, sehingga kemuliaannya yang sejati ternoda. Ibarat logam yang tidak bersinar terbungkus karat. Eliminasilah jiwa dengan karma agar ia kembali kepada kemuliaannya. 2). Ajiwa tidak memiliki kesadaran sehingga tidak ada muncul kehidupan. Ajiwa terdiri atas lima kesatuan diantaranya :
1.      Zat / matter (Pudgala) sebagai pembentuk badan jasmani dan obyek-obyek material.
2.      Ruang (Akasa).
3.      Waktu (Kala) untuk eksistensi obyek-obyek.
4.      Dharma.
5.      Adharma.
Pandangannya terhadap alam semseta berpegangan pada tiga Pramana yaitu : Persepsi ( Pratyaksa), Inferensi ( Anumana) dan Otoritas ( Sruta). Melalui Inferensi Jaina percaya dengan adanya ruang ( akasa) karena substansi-substansi material eksis dalam ruang, percaya kepada waktu karena perubahan berurut dari suatu keadaan substansi tidak dapat difahami tanpa waktu, percaya kepada dharma dan adharma karena kedua unsur ini adalah dua penyebab gerakan dan penghentian. Tanpanya penggerak dan penghentian gerakan tidak bias dijelaskan, dan obyek-obyek material tidak dapat ditentukan eksis dalam ruang dan waktu. Ruang, waktu, dharma, dan adharma adalah empat elemen dunia pisik.
Persepsi dapat dipergunakan untuk membuktikan roh dalam setiap tubuh, caranya dengan memahami eksistensi setiap tubuh hidup (kenikmatan dan penderitaan dialami roh), itu mengindikasikan roh secara langsung diketahui melalui persepsi, dapat diketahui kualitas. Jaina berpendapat kalau dunia pisik dibentuk oleh kala, akasa, dharma dana dharma. Apabila ada elemen Pudgala (matter/zat) maka keseluruhan elemen tersebut menentukan fenomena alam semesta.
C.                 Etika serta agama Jaina
Dalam hal ini membahas tentang Karma dan Penyelamatan
Menurut jaina, karma adalah sesuatu yang wujud dan bersifat kebendaan bercampur dengan roh yang seolah-olah memegang kendali. Percampuran ini diibaratkan air bercampur dengan susu. Begitulah karma berbaur dengan roh dengan demikian jadilah roh sebagai tahanan dalam kekuasaan karma. Jaina adalah filsafat dan juga agama. Dalam aspek religinya ia percaya pada karma dan kelahiran kembali yang lazim diistilahkan sebagai pengembalian roh. Untuk lepas dari cengkraman karma, diperlukan kontinyuitas kelahiran hingga suatu saat menjadi suci, dan kemauan keduniawian menjadi hilang, yang ada hanya roh yang kekal dalam kenikmatan yang abadi. Roh dikatakan jamak, terdapat roh sebanyak tubuh yang ada baik manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan serta bahkan debu sekalipun, memiliki pengetahuan dan tingkat yang berbeda. Untuk membuktikan roh diperlukan persepsi artinya ketika seseorang secara internal memahami kenikmatan, penderitaan dan kualitas-kualitas lain, maka pada saat itulah roh dipandang sebagai roh yang terbelenggu, Jiwatman memiliki badan jasmani dan dihubungkan dengan kekuatan karma sehingga kemuliaannya ternoda. Oleh karena itu Jaina menyarankan agar mengeliminasi roh / jiwatman dengan karma, mengembalikan jiwa pada kemuliaannya, bila berhasil disebut penyelamatan.
Penyelamatan adalah sebutan yang diberikan kepada siapa saja yang rohnya telah mencapai kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi. Penyelamatan bisa dicapai bila telah terlepas dari karma, kelahiran berulang-ulang hingga seseorang menjadi suci dan kemauan untuk lahir pun tidak ada lagi. Ketika penyelamatan terjadi, maka berhentilah amal dan karma serta kehidupan yang bersifat kebendaan, yang tinggal adalah roh dalam kenikmatan kebahagiaan yang abadi. Penyelamatan itu tidak terjadi kecuali melalui tingkat kemanusiaan yang penuh dengan halangan dan kesulitan sebagaimana yang dilakukan para pendeta, seperti tidak merasa kasih, suka dan duka, takut, malu, lapar, dahaga dan ahimsa. Semua ini sangat berat dilakukan oleh orang kebanyakan. Penyelamatan adalah suatu kejayaan mendapatkan kegembiraan yang kekal abadi, tidak dikotori kepedihan, kebimbangan dan kedukaan. Bagi yang telah mencapainya dikatakan berada diatas langit.
















KESIMPULAN
Filsafat Jaina membahas tiga hal pokok yaitu :
1.      Epistimologi Jaina
Pengetahuan diklarifikasi sebagai berikut :
1.      Pengetahuan langsung (Aparakosa).
2.      Pengetahuan antara/tidak langsung ( Parakosa).
3.      Pengetahuan salah (Samsaya/keragu-raguan).
4.      Pengetahuan Pramana adalah pengetahuan tentang sesuatu seperti apa adanya.
5.      Naya adalah pengetahuan tentang benda dalam hubungannya dengan benda lain, Naya sama dengan titik pandang atau pendapat dari mana seseorang membuat pernyataan tentang sesuatu.
2.      Metafisika Jaina
Alam semesta tidak diciptakan atau ditopang oleh sesuatu apapun yang super natural. Alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir, bergerak karena berkenan dengan hukum alam. Pandangannya terhadap alam semseta berpegangan pada tiga Pramana yaitu : Persepsi ( Pratyaksa), Inferensi ( Anumana) dan Otoritas ( Sruta). Jaina berpendapat kalau dunia pisik dibentuk oleh kala, akasa, dharma dana dharma. Apabila ada elemen Pudgala (matter/zat) maka keseluruhan elemen tersebut menentukan fenomena alam semesta.
3.      Etika serta agama Jaina
Karma adalah sesuatu yang wujud dan bersifat kebendaan bercampur dengan roh yang seolah-olah memegang kendali. Percampuran ini diibaratkan air bercampur dengan susu. Begitulah karma berbaur dengan roh dengan demikian jadilah roh sebagai tahanan dalam kekuasaan karma. Penyelamatan adalah sebutan yang diberikan kepada siapa saja yang rohnya telah mencapai kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi. Penyelamatan bisa dicapai bila telah terlepas dari karma, kelahiran berulang-ulang hingga seseorang menjadi suci dan kemauan untuk lahir pun tidak ada lagi
Daftar Pustaka
Maswinara I Wayan.2006.Sistem Filsafat Hindu.Sarva Darsana Samgraha.Surabaya.Paramitha.
Sumawa, I Wayan dan Tjokorda Raka Krisnu. 1996. Materi Pokok Darsana. Universitas Terbuka : Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar